Beranda > Ahlussunnah Versus Wahabi, Biografi Salaf Saleh, Tasawuf Di Indonesia > Bukti Aqidah Imam Abu Hanifah “ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH”, (Mewaspadai Ajaran Sesat Wahabi)

Bukti Aqidah Imam Abu Hanifah “ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH”, (Mewaspadai Ajaran Sesat Wahabi)

Terjemah:

Lima: Apa yang beliau (Imam Abu Hanifah) tunjukan –dalam catatannya–: “Dalam Kitab al-Fiqh al-Absath bahwa ia (Imam Abu Hanifah) berkata: Allah ada tanpa permulaan dan tanpa tempat, Dia ada sebelum menciptakan segala makhluk, Dia ada sebelum ada tempat, sebelum segala ciptaan, sebelum segala sesuatu”. Dialah yang mengadakan/menciptakan segala sesuatu dari tidak ada, oleh karenanya maka tempat dan arah itu bukan sesuatu yang qadim (artinya keduanya adalah makhluk/ciptaan Allah). Dalam catatan Imam Abu Hanifah ini terdapat pemahaman2 penting:

  1. Terdapat argumen bahwa seandainya Allah berada pada tempat dan arah maka berarti tempat dan arah tersebut adalah sesuatu yang qadim (tidak memiliki permulaan), juga berarti bahwa Allah adalah benda (memiliki bentuk dan ukuran). Karena pengertian “tempat” adalah sesuatu/ruang kosong yang diwadahi oleh benda, dan pengertian “arah” adalah puncak/akhir penghabisan dari tujuan suatu isyarat dan tujuan dari sesuatu yang bergerak. Dengan demikian maka arah dan tempat ini hanya berlaku bagi sesuatu yang merupakan benda dan yang memiliki bentuk dan ukuran saja; dan ini adalah perkara mustahil atas Allah (artinya Allah bukan benda) sebagaimana telah dijelaskan dalam penjelasan yang lalu. Oleh karena itulah beliau (Imam Abu Hanifah berkata: “Allah ada tanpa permulaan dan tanpa tempat, Dia ada sebelum menciptakan segala makhluk, Dia ada sebelum ada tempat, sebelum segala ciptaan, sebelum segala sesuatu sesuatu”.
    Sementara apa yang disangkakan oleh Ibn Taimiyah bahwa arsy adalah sesuatu yang qadim (tidak bermula) adalah pendapat SESAT, sebagaimana kesesatan ini telah dijelaskan dalam Kitab Syarh al-Aqa’id al-‘Adludliyyah.
  2. Sebagai jawaban bahwa Allah tidak dikatakan di dalam alam adalah oleh karena mutahil Allah berada di dalam susuatu yang notabene makhluk-Nya. Dan bahwa Allah tidak dikatakan di luar alam adalah oleh karena Allah ada (tanpa permulaan) sebelum adanya segala makhluk, dan Dia ada sebelum adanya segala tempat dan arah. Karena itulah beliau (Imam Abu Hanifah berkata: “Dia (Allah) adalah Pencipta segala sesuatu”.

Keterangan:
Kitab ini berjudul Isyarat al-Maram Min ‘Ibarat al-Imam adalah karya Imam al-Bayyadli. Isinya adalah penjelasan aqidah yang diyakini oleh Imam Abu Hanifah sesuai risalah2 yang ditulis oleh Imam Abu Hanifah sendiri.

  1. Krongthip Mahalakorn
    Juli 13, 2011 pukul 10:27 pm

    Assalamualaikom Sheikh,
    Aktivitas dakyah Wahhabi juga pesat berlaku di Malaysia. Yang membimbangkan golongan muda yang menjadi target dakyah telah ramai yang terpikat dan berjabat dengan mereka. Di mana2 mereka membidaahkan amalan tradisi ASWAJA i sehingga menimbulkan perpecahan umat.

    Ramai pendiri fahaman ini adalah dari lulusan Universitas Arab Saudi dan Jordan juga lulusan madrasah di Pakistan. Lebih parah lagi ada golongan mereka ini menjawat sebagai Pensyarah Universitas Fakultas Islam.

    Dalam blog mereka salah satunya “Islam IQ” banyak membicarakan persoalan mutasyabihah.

    Wallahu a’lam

  2. em
    September 23, 2011 pukul 9:07 am

    tadz, izin copy untuk blog ana ya….
    syukronn..

  3. al gaza
    September 18, 2012 pukul 11:38 pm

    mantaaap..

  1. November 24, 2011 pukul 7:43 am
  2. Mei 6, 2012 pukul 1:03 pm
  3. Juni 4, 2012 pukul 11:55 am
  4. Juli 11, 2012 pukul 3:43 am
  5. Agustus 9, 2012 pukul 8:55 pm
  6. Agustus 22, 2012 pukul 3:15 pm
  7. September 13, 2012 pukul 8:24 am
  8. September 16, 2012 pukul 7:39 am

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: